Senin, 26 September 2011

Harta Karun Paling Berharga

Harta Karun Paling Berharga
Karya : Amelia Nurusysyifa (2008)
            “Apaan nih? Kok sepertinya sudah rapuh?”  kata Heri membatin.
 Saat disuatu hari ia menemukan sehelai perkamen yang kusam.
“Ini seperti Peta! tapi peta apa ya?”
Ia pun langsung memberi tahu sahabat-sahabatnya.
“teman-teman lihat ini! aku menemukan sebuah peta!” seru Heri.
          “Hah…. Peta?!”  teman-teman Heri semua kebingungan.
“jangan-jangan.. itu peta harta karun..” kata teman Heri yang bernama Lili.
“Apakah kamu serius Lili? Kalo memang benar mungkin kita bisa mengikuti jejaknya dan HOREEEEE …!”  Seru Heri sambil berteriak.
Semua teman Heri kembali dibingungkan dengan tingkah laku Heri yang aneh.
“Idih.. Kamu gila senang-senang sendiri .. emang kenapa?” kata Deri salah satu teman Heri.
“Kalian ini gimana sih, kalo misalnya kita menemukan harta karun ini kita bakalan kaya, soalnya setahu aku semua harta karun berisi emas .!”  jawab Heri antusias.
          Teman-teman Heri saling berpandangan. “Benar juga Her, ya udah tunggu apa lagi ayo kita cari dan telusuri jejak ini”  kata Lili.
“sebelumnya kita lihat jejaknya.. Pertama-tama kita maju 40 langkah dari arah selatan dari tempat kita menemukan peta ini.” lanjutnya.
“Dimana kamu menemukannya Heri?” kata Deri.
“Aku menemukannya di bawah pohon jambu itu!” Kata Heri membalas pertanyaan Deri.
 “Kok bisa?” Deri melanjutkan.
“Aduh kalian ini gimana sih .. sekarang bukan saatnya untuk bercerita .. ayo kita pergi ke pohon jambu itu .!” Seru Lili.
          Mereka pun beranjak dari tempat mereka menuju pohon jambu dengan semangat sampai..
“Nah sekarang kita melangkah 40 langkah ke selatan..” petunjuk Lili. “37, 38, 39, Dan 40”  kata mereka serempak.
“fiuh ….” keluh Deri.
“Sekarang langkah kedua kita harus mencari kuncinya terlebih dahulu, diantara semak-semak yang agak kekuningan ..” kata Lili.
Setelah 15 menit mencari akhirnya Heri menemukan kuncinya, yang berwarna emas namun sudah tidak mengkilap.
“teman-teman lihatlah aku menemukannya!”.
          “langkah ketiga kita menggali tanah yang bertanda X silang . Hm …. Itu dia .!” Lili berkata dengan sangat antusias.
Dengan semangat. Mereka menggali tanah tersebut dengan peralatan seadanya, Deri menemukan bambu runcing, Lili menemukan batu yang besar, sedangkan Heri menggunakan tangannya sendiri. Setelah menggali cukup lama. Akhirnya mereka menemukan sebuah benda yang sangat keras.
“Horeeeee ….. kita jadi kaya.!” Deri berteriak yang membuat kedua temannya terlonjak.
 Setelah dibuka mereka menemukan kembali secarik kertas yang bertulisan :
          “ Sahabat adalah harta terbaik yang pernah kalian miliki …”
          Mereka tercengang melihat tulisan tersebut .
“Hah .?! percuma kita menelusuri jejak ini .!”  kata Deri agak jengkel .
“Tunggu … ini merupakan pelajaran bagi kita, bahwa kita harus menyayangi sahabat kita seperti kita mencintai harta yang paling kalian idamkan .” Lili menjelaskan .
“Aku paham Lili berarti kita telah mempunya harta yang termahal di dunia yaitu persahabatan.. karena harta tidak akan menjamin kita senang, sedangkan kalian sahabatku selalu membuat aku senang .!” Heri berkata . “Wah… hari ini kita telah menemukan pelajaran yang sangat berharga..“ Deri melanjutkan .
          Mereka pun berkata pada dunia dan berteriak “KAMI SAYANG SAHABAT!”
-Sekian-

Misteri Coklat Viona - 2011

Misteri Coklat Viona
Karya : Amelia Nurusysyifa
                Viona, seorang gadis cilik pecinta kucing. Sedang duduk tenang sambil menonton acara kesukaannya di televisi bersama kucingnya yang tertidur pulas di ruang keluarga. Ya, Dia mempunyai seorang kucing kecil berwarna putih yang imut.
            Kucing putih Viona bernama Opek. Namanya memang tidak terlalu bagus. Tapi, nama itu diberikan sesuai dengan pribadi buruk Opek: Opek tak suka mandi. Dan Opek takut mendengar kata ‘Mandi’.
            “Viona, ini Mamah belikan coklat kesukaanmu!” terdengar suara mamah, di ujung dapur.
            “mana Mah?” Tanya Viona begitu bersemangat sampai Opek terbangun.
            Mamah, tanpa basa-basi memberikan coklatnya pada Viona yang langsung menyambarnya dengan semangat.
            “terima kasih mah, aku simpan di meja ya. Aku mau mandi dulu.” Ujar Viona.
            Opek  yang terbangun, merinding mendengar kata ‘Mandi’ yang dilontarkan Viona, namun Viona tidak menghiraukan kejadian yang sudah tak langka itu.
            “jangan sampai kau memakannya Opek!” gertak Viona pada Opek yang masih ketakutan dan memandang coklat Viona dengan aneh.
J J J
Tak lama, Viona kembali ke ruang keluarga dengan badan yang wangi, karena telah mandi tentunya. Dengan tak sabar ia ingin melahap seluruh isi bungkus coklatnya yang di berikan mamah tadi. Namun, ia tidak menyangka bahwa coklat yang ia simpan di meja tadi, kini hilang entah kemana!
“MAMAAAAH!” Viona memekik.
“ada apa Vion?” tukas mamah menghampiri Viona.
“kemana coklat Viona mah? Tadi Viona simpan di meja.” Jawab Viona gelisah.
“Aha! Mamah tidak akan terkena jebakanmu lagi Viona. Kamu tidak usah berbohong dengan berpura-pura kehilangan coklat yang telah kamu makankan?” kata Mamah tenang.
“kali ini Viona sungguh mah! Lihat, gigi Viona masih bersihkan?” kata Viona memamerkan giginya.
“iya sih.. mungkin, kamu lupa menyimpannya!” ucap Mamah lagi.
“mamah! Viona sudah bilang, Vion simpan itu di meja.” Ketus Viona.
“tapi mah.. disini kan Cuma ada aku, mamah, sama… OPEEEEEEEEK!!!” Viona berteriak memanggil Opek yang dituduh mengambil coklat miliknya.
“Meeong..” terdengar suara lembut dan ketakutan Opek di balik pintu dapur.
“tidak mungkin Vion. Masa kucing suka coklat?” kata Mamah.
“Vion yakin. Ini kerjaan Opek. Dia sudah memandang coklat Vion dari tadi mah. Masa juga ada kucing takut mandi? Wajar juga kan kalo Opek si kucing aneh itu suka coklat!” gerutu Viona.
“Opek! Sini!” panggil Viona.
Opek yang seakan memahami apa yang dikatakan Viona, menghampirinya. Ternyata Viona benar. Coklat itu ada pada Opek! Opek menjilati coklatnya hingga sebagian bulu putih di badan Opek berwarna coklat, terkena noda jilatan Opek.
Mamah yang melihat kejadian itu hanya cekikikan menertawakan.
“sabar sayang.. Opek juga suka coklat! Sama kayak kamu. Hihii..” Mamah menggoda Viona yang cemberut.
“sudahlah mah. Jangan menertawakannya. Dan kau Opek! Sebagai hukuman. Kamu sekarang juga harus MANDI!” tukas Viona.
Opek yang tidak tahu apa-apa, ekstra ketakutan dengan mandi, mencoba kabur dari Viona. Namun gagal. Ia hanya berpasrah pada Viona yang akan memandikannya sebentar lagi.
-Sekian-